Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana

Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana

Nilai aktiva bersih (NAB) dari sebuah reksadana akan diupdate secara regular tiap harinya oleh team dari manajer investasi. NAB ini biasanya mencerminkan harga per unit kepemilikan dari suatu reksadana. Dengan demikian NAB bisa diartikan sebagai total dana kelolaan dari suatu produk reksadana.

Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa reksadana merupakan wadah untuk menampung dana dari beberapa orang atau lembaga yang ingin berinvestasi. Dana ini nantinya akan dikelola oleh seorang manjer investasi yang dalam peneglolaannya tidak akan terlepas dari prospektus reksadana. Untuk alur proses reksadana bisa dilihat disini.

Bacaan Lainnya

NAB ini merupakan salah satu yang harus di pertimbangkan dalam memilih reksadana yang akan kita gunakan sebagai alat investasi. NAB yang cenderung naik tiap waktunya mengindikasikan bahwa manajer investasi sangat baik mengelola uang ‘titipan’ para investor. NAB ini akan diudate oleh sang manajer investasi pada situs resmi milik mereka atau di Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) secara berkala.

Unit penyertaan

Istilah lain yang harus dipahami dalam reksadana adalah unit penyertaan. Istilah ini biasanya akan disebut bersamaan dengan istilah nilai aktiva bersih. Unit penyertaan ialah satuan yang digunakan dalam jual beli reksadana.

Jika dalam saham istilah satuan yang digunakan adalah lembar, maka dalam reksadana satuan yang digunakan dalam jual beli adalah unit penyertaan (UP). Nantinya informasi mengenai nilai aktiva bersih per satuan unit penyertaan.

Manfaat dari NAB

Nilai aktiva bersih pada dasarnya untuk menghitung satuan harga unit investasi pada reksadana. Hal ini lumrah disebut dengan NAB/UP. Nilai NAB/UP ini akan berubah setiap harinya karena dihitung berdasarkan nilai pasar wajar yang berlaku.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi perubahan nilai NAB/UP adalah perubahan dana yang dikelola oleh manajer investasi. Jadi manfaat dari NAB itu sendiri adalah membantu investor untuk mengetahui berapa nilai investasi yang harus dikeluarkan jika ingin membeli suatu reksadana. Begitu pun jika kita akan menjual reksadana, dengan mengetahui NAB maka kita bisa menghitung berapa nilai yang akan kita dapatkan.

Penggunaan NAB

Nilai NAB tidak mencerminkan mahal atau murahnya suatu reksadana. Hal ini disebabkan karena nilai NAB ini hanya mencerminkan nilai total aset kelolaan manajer investasi.

NAB juga tidak mencerminkan keuntungan yang didapatkan oleh investor saat berinvestasi di reksadana. Jika kita ingin mengetahui keuntungan dari investasi reksadana yang lakukan maka dengan membandingkan nilai NAB saat pembelian dan nilai NAB saat penjualan bisa manggambarkan keuntungan yang di dapatkan.

Untuk ilustrasi penggunaan parameter NAB dalam investasi reksadana adalah sebagai berikut. Jika kita memiliki dana sebesar Rp 10jt yang akan kita gunakan untuk membeli reksada ABCD dengan nilai NAB/UP seharga Rp 1000 maka jumlah unit penyertaan (UP) yang akan kita terima sebanyak Rp 10.000.000/Rp 1000 = 10.000 UP.

Selang tiga tahun kemudian, kita akan menjual unit penyertaan kita di reksadana ABCD. Pada saat akan melakukan penjualan nilai NAB/UP reksadana ABCD ini sebesar Rp 1.700. Maka dengan melakukan penjualan UP ini kita akan memperoleh dana dari hasil penjualan sebesar Rp 1.700 x 10.000 = RP17 juta. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh setelah membeli reksadana ABCD dan menahan UP selama 3 tahun adalah Rp 17 jt – Rp 10 jt = Rp 7 jt.

Cara menghitung NAB reksadana

Meskipun angka NAB ini akan secara regular di update oleh manajer investasi, tidak ada salahnya kita mengetahui cara perhitungan NAB suatu reksadana. Berdasarkan peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hari pertama launching suatu reksadana angka NAB/UP ditetspksn sebesar Rp 1000.

Dengan ditetapkannya nilai awal NAB/UP suatu reksadana, maka manajer investasi harus melakukan penyesuaian dari jumlah unit penyertaan awal reksadana yang akan dibagikan kepada investor. Karena sejatinya angka NAB ini didapat dari menjumlahkan total aktiva bersih keseluruhan dana kelolaan dibagi dengan jumlah unit penyertaan yang beredar.

Angka NAB/UP akan selalu berubah mengikuti perkembangan nilai aset kelolaan. Total aktiva bersih sendiri berasal dari nilai pasar dari setiap jenis aset investasi reksadana kemudian dikurangi biaya operasional reksadana. Biaya operasional reksadana ini meliputi biaya manajer investasi, biaya bank kustodian dan masih banyak lagi.

Kesimpulan

  • Besar kecilnya NAB suatu reksadana tidak mencerminkan murah atau mahalnya suatu reksadana. Melainkan hanya acuan untuk mengetahui produk reksadna sedang mengalami kenaikan atau penurunan.
  • NAB/UP digunakan untuk harga satuan unit penyertaan reksadana. Sedangkan untuk mengetahui keuntungan atau kerugian investasi reksadana dilakukan dengan mengurangi hasil penjualan unit penyertaan reksadana dengan modal awal pembelian unit penyertaan reksadana.
  • Harga NAB/UP bukan merupakan indikator keuntungan atau kerugian dalam berinvestasi reksadana.
  • Peningkatan angka NAB suatu reksadana disebabkan oleh nilai aset-aset yang dikelola oleh manajer investasi dalam reksadana mengalami kenaikan.
  • Pada umumnya angka NAB dari suatu reksadana yang baru terbit akan lebih rendah apabila dibandingkan dengan angka NAB reksdana yang telah lama terbit.

Demikian artikel yang membahas tentang nilai aktiva bersih (NAB) pada suatu reksadana. Semoga bisa bermanfaat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.