Sejarah solana – Solana adalah salah satu blockchain paling populer di dunia, terutama dalam hal non-fungible token (NFT) dan keuangan terdesentralisasi (DeFi). Diciptakan pada tahun 2017 oleh Anatoly Yakovenko, mantan eksekutif di Qualcomm, Solana bertujuan untuk meningkatkan kecepatan transaksi yang biasanya dicapai oleh blockchain populer seperti Ethereum, sambil menjaga agar biaya transaksi tetap rendah. Dua hal ini lah yang membuat Solana menjadi beda dengan yang lain.

Beberapa informasi lebih lanjut tentang Solana dapat kita bahas dibawah ini:
Sejarah Solana: Anatoly Yakovenko mendirikan Solana pada tahun 2017 setelah bekerja di Qualcomm. Whitepaper resmi Solana dirilis pada Februari 2018, dan setelah beberapa fase pengujian, Solana secara resmi diluncurkan pada Maret 2020.
Cara Kerja Solana (SOL): Solana adalah protokol smart contract Layer-one (L1) yang menggunakan teknologi Proof-of-History (PoH) untuk meningkatkan skalabilitas dan kinerja jaringan. Solana juga didukung oleh aset kripto aslinya sendiri, yaitu token SOL, yang beroperasi mirip dengan token Ethereum ERC-20.
Solana beroperasi melalui dua algoritma konsensus utama: Proof-of-Stake (PoS) dan algoritma cap waktu baru yang disebut Proof-of-History (PoH). Kombinasi algoritma ini memungkinkan Solana beroperasi dengan kecepatan tinggi dan biaya transaksi rendah. Jadi, Solana adalah blockchain yang inovatif dengan fokus pada kecepatan, skalabilitas, dan biaya transaksi yang efisien.
Kecepatan Transaksi Tinggi: Solana dirancang untuk mengatasi masalah skalabilitas yang sering dihadapi oleh blockchain lain, terutama Ethereum. Dengan menggunakan teknologi Proof-of-History (PoH) dan Proof-of-Stake (PoS), Solana dapat memproses hingga 65.000 transaksi per detik.
Biaya Transaksi Rendah: Solana menawarkan biaya transaksi yang lebih rendah daripada beberapa blockchain lain. Ini memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi dengan efisien tanpa harus membayar biaya yang tinggi.
Ekosistem NFT dan DeFi: Solana telah menjadi tuan rumah banyak proyek non-fungible token (NFT) dan keuangan terdesentralisasi (DeFi). Kecepatan dan biaya transaksi yang rendah membuatnya menjadi pilihan populer bagi para pengembang dan pengguna dalam ekosistem ini.
Inovasi Teknologi: Solana menggunakan PoH sebagai bagian dari konsensusnya, yang memungkinkan catatan waktu yang akurat dan mempercepat verifikasi transaksi. Selain itu, Solana terus berinovasi dengan fitur-fitur seperti Tower BFT dan TurboFlow, yang meningkatkan keamanan dan kinerja jaringan.
Komunitas Aktif: Solana memiliki komunitas yang aktif dan berkembang pesat. Pengembang dan pengguna berkontribusi pada pengembangan dan adopsi Solana, menjadikannya ekosistem yang dinamis dan bersemangat. Jadi, Solana menonjol dengan kecepatan, biaya rendah, dan fokus pada NFT serta DeFi.
Demikian artikel singkat yang membahas tentang sejarah singkat solana, semoga bisa bermanfaat untuk semua pembaca.