Perbedaan Obligasi dan Saham Mana Paling Menguntungkan?

Perbedaan obligasi dan saham sangat terlihat dari segi aset bahkan cara kerjanya pun juga sangat berbeda. Namun, keduanya sama-sama bentuk dari investasi karena memungkinkan untuk menyimpan aset dalam jangka waktu panjang.

Tidak hanya sekedar menyimpan aset, tapi investasi berpeluang untuk menambah nilai dari aset tersebut di masa depan. Tapi, tidak semua investasi pasti akan menambah nilai. Ada juga investasi yang menguntungkan dan merugikan.

Itulah kenapa investasi sebenarnya dapat menjadi tempat menabung sekaligus wadah berbisnis. Oleh karena itu, mari mengenal dua jenis investasi yang terkenal yaitu obligasi dan saham. 

4 Perbedaan Obligasi dan Saham Yang Perlu diketahui

Bagi orang yang telah lama berkecimpung dalam dunia investasi, pasti tahu bahwa baik obligasi maupun saham adalah jenis investasi yang menjanjikan. Apalagi obligasi yang merupakan investasi terafiliasi dengan pemerintah sehingga pasti keuntungannya terjamin, biar tidak bingung, yuk lihat perbedaannya.

Bacaan Lainnya

1. Bentuk Aset Investasi

Obligasi memiliki arti surat utang negara, dan bentuk asetnya adalah berupa surat utang. Sementara, saham berbentuk surat kepemilikan perusahaan. 

Artinya, dalam obligasi pemilik aset bertindak sebagai peminjam yang menghutangi negara dan negara memiliki kewajiban untuk menggantinya. Sedangkan jika membeli saham, maka pemilik saham berhak mendapatkan keuntungan dari kepemilikan perusahaan/

2. Cara Mendapatkan Profit

Perbedaan obligasi dan saham berikutnya adalah dari cara mendapatkan profit. Investasi memang selalu berujung pada tujuan mendapatkan profit. Investasi dari obligasi mendapatkan profit bunga pinjaman setiap bulannya.

Sebaliknya, investasi saham mendapatkan profit dari dividen perusahaan yang ia miliki. Jadi, nanti akan mendapat keuntungan sesuai jumlah persentase kepemilikan sahamnya di kali dengan keuntungan perusahaan di bulan tersebut.

3. Jangka Waktu Investasi

Jangka waktu obligasi dan saham juga berbeda, mana yang panjang? Obligasi cenderung memiliki jangka waktu lebih panjang. Namun, keuntungan stabil dan konsisten.

Misalnya, membeli obligasi seharga 10 juta dengan tenor 6 tahun, maka negara akan membayar 12 juta. Negara akan membayarnya setiap bulan selama  6 tahun tersebut hingga mencapai 12 juta.

Sementara saham jangka waktunya tergantung pada keinginan pemilik saham. Pemilik saham bisa menjualnya dalam rentang waktu satu bulan atau kurang dari satu tahun.

4. Faktor Resiko

Terakhir adalah perbedaan pada faktor resiko, di mana obligasi memiliki resiko rendah dan saham memiliki resiko tinggi. Resiko tinggi dari saham karena keuntungan perusahaan yang sulit untuk menebaknya. 

Sangat jelas bukan perbedaan obligasi dan saham di dunia investasi, lalu jenis investasi mana yang lebih baik? Tentunya ini kembali lagi pada preferensi dan kebutuhan masing-masing. 

Jika ingin berinvestasi saham maka pastikan siap untuk menerima untung dan rugi. Selain itu, harus menguasai setidaknya dasar ilmu saham, sehingga tahu momentum buy and hold.

Sebaliknya, jika memiliki uang dingin tapi tidak ingin nominalnya berkurang, tapi disisi lain ingin menyimpannya dengan aman. Maka obligasi adalah jenis investasi yang tepat. Obligasi juga bisa menjadi dana hari tua karena pembayarannya yang rutin setiap bulan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar