Semakin banyak orang-orang (khususnya anak muda) yang tertarik akan dunia pasar modal atau saham. Karena tergiur dengan imbal hasil (return) yang ditawarkan lebih tinggi dari tabungan atau deposito. Pasar modal dalam hal ini bisa berarti pasar saham atau produk turunannya, misalnya reksadana.
Akan tetapi banyak orang yang enggan untuk terjun langsung ke dunia investasi pasar modal, karena belum punya ilmunya dan belum mahir dalam investasi saham. Di zaman yang serba canggih ini, masalah ini dapat diatasi dengan mudah agar kita bisa piawai dalam Investasi di pasar modal. Berikut cara-cara yang bisa ditempuh untuk meningkatkan skil investasi
1. Mengikuti sekolah pasar modal
Sekolah pasar modal ini diselenggarakan secara regular oleh pihak pengelola bursa saham di Indonesia, yaitu bursa efek Indonesia (BEI). Di sekolah pasar modal ini kita akan diajari banyak cara untuk menjadi investor saham. Untuk keterangan lebih lanjut bisa kunjungi website BEI.
2. Mengikuti forum diskusi tentang saham
Forum diskusi ini bisa kita ikuti untuk menambah ilmu yang diperlukan untuk menjadi investor. Forum-forum ini ada yang grup online atau offline. Salah satu grup favorite adalah stockbit. Untuk grup ini bisa searching langsung di google.
3. Mengikuti pelatihan-pelatihan gratis yang diselenggarakan oleh sekuritas.
Hampir semua sekuritas melakukan pelatihan rutin tentang edukasi yang benar untuk menjadi trader atau investor pasar saham. Untuk informasi pelatihan ini silahkan bisa hubungi sekuritas tempat anda membuka RDI.
4. Membaca buku tentang investasi
Cara yang keempat adalah belajar mandiri dengan membaca buku investasi di pasar saham. Saat ini sudah banyak buku-buku yang beredar di toko buku yang membahas tentang cara menjadi investor saham yang piaway.
Ada pula beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang investor pemula agar mahir dalam investasi saham. Teknik dasar ini harus dikuasai sebelum melakukan transaksi jual dan beli saham. Teknik tersebut diantaranya:
1. Analisis fundamental
Analisis fundamental dilakukan dengan cara meninjau laporan keuangan, kinerja bisnis perusahaan, faktor ekonomi global atau dalam negeri, dan lainnya.
Secara garis besar, analisis fundamental dibagi menjadi tiga. Analisis ekonomi, industri, dan perusahaan.
Bicara soal analisis ekonomi, analisis tersebut bergantung pada kondisi perekonomian global maupun nasional.
Sementara itu, analisis industri berfokus pada siklus perusahaan yang bersangkutan, sedangkan analisis perusahaan fokusnya adalah laporan keuangan, aset, dan liabilitas dari emiten.
Analisis fundamental tentu menjadi analisis yang wajib dilakukan para investor. Karena tanpa analisis ini, mustahil seorang investor bisa melakukan penilaian tentang perusahaan yang ingin dia beli.
Dalam analisis fundamental, terdapat pula analisis market value. Apa itu?
Analisis market value
Pernah dengar istilah PER, PBV, Dividen Yield, dan lain sebagainya? Hal ini merupakan bagian dari analisis market value.
Market value bisa digunakan untuk menilai apakah suatu saham “murah atau tidak.” Selain itu, analisis ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengetahui informasi tentang perusahaan itu.
Beberapa indikator yang kerap digunakan di analisis ini adalah.
Earning per share (EPS), untuk menilai kinerja sebuah saham, maka akan digunakan perhitungan earning per share (EPS). EPS kerap disebut dengan istilah rasio laba per saham. Rumusnya: Laba bersih perusahaan / Jumlah Saham Beredar = EPS. Semakin besar nilai EPS maka makin bagus juga kinerjanya.
Dividend per share (DPS), rasio ini digunakan untuk menghitung berapa dividen yang diterima pemegang saham untuk setiap lembar. Semakin besar laba bersihnya semakin besar juga DPS yang disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Rumusnya: Total Nilai Dividen : Jumlah saham beredar = DPS.
Price earning ratio (PER), sering kali digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Atau sederhananya adalah untuk menilai fundamental keuangan perusahaan. Rumusnya: Harga saham : EPS = PER. Jika hasil dari PER adalah 10, itu berarti harga sahamnya 10 kali pendapatan bersih setahun. Makin tinggi makin mahal, begitu pun sebaliknya. Tapi pada saham blue chip, PER saham-saham itu justru tinggi. So, analisis PER yang tepat adalah dengan membandingkan PER satu saham terhadap saham lainnya.
2. Analisis teknikal
Ada dua fokus yang harus diperhatikan dalam analisis teknikal. Hal itu adalah data pasar dan grafis.
Analisis Data pasar adalah analisis tentang semua informasi dari hasil kegiatan transaksi saham yang ada di bursa. Termasuk harga pasar dari sebuah saham dan jumlah saham yang ditransaksikan.
Sementara itu, dalam analisis grafis hal yang patut diperhatikan adalah garis support dan resistance. Support dan resistance adalah dua indikator yang digunakan untuk menentukan “batas sebuah harga saham.”
Support adalah titik terendah harga sebuah saham. Logikanya, ketika menyentuh garis support maka harga saham akan melambung ke atas, namun jika garis support berhasil dijebol, maka harga saham tersebut akan turun hingga batas support selanjutnya.
Sementara itu, resistance adalah lawan dari support. Harga saham akan turun jika sudah menyentuh garis resistance, namun jika tembus, harga akan terus naik hingga batas resistance selanjutnya.
Analisis teknikal vs fundamental
Pada kesimpulannya, analisis fundamental memang seringkali bermanfaat bagi para investor yang ingin membeli saham dan menyimpannya dalam jangka waktu lama.
Namun para trader justru memanfaatkan analisis teknikal karena mereka cenderung memandang saham sebagai komoditas. Yang harus mereka pahami dalam proses transaksi itu adalah riwayat harga sahamnya dan trennya dalam waktu ke waktu.
1 Komentar