Efek BI Rate Terhadap Saham Banking

BI rate merupakan acuan bagi suku bunga pinjaman dan simpanan untuk seluruh lembaga keuangan yang ada di Indonesia. Acuan ini hanya bersifat rujukan bukan peraturan yang memaksa. Jadi misalnya suatu bank menaikan rate untuk pinjaman nya sedangkan untuk simpanan atau deposito nya tetap, bank tersebut tidak menyalahi aturan. Sedangkan fungsi BI rate untuk Bank Indonesia nya sendiri adalah sebagai suku buka sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk satu tahun kedepan yang disalurkan ke bank-bank. Maksudnya seperti ini, katakan BI rate 7%, maka bank bisa menyimpan uang mereka di BI dalam bentuk SBI dan akan menerima bunga sebesar 7% tanpa melakukan apapun. Selama ini BI rate digunakan BI untuk Qa inflasi.

Efek BI Rate Terhadap Saham Banking

Pada tanggal 15 April 2016, BI mengeluarkan acuan baru sebagai patokan suku bunga, yaitu BI 7-day reverse repo rate/ BI 7-day rate untuk menggantikan BI rate yang selama ini menjadi acuan. Lalu bedanya apa sih BI rate dengan produk baru BI 7-day rate?? Perbedaan menonjol terletak pada jangka waktunya BI rate untuk 1 tahun sedangkan BI 7-day rate hanya 1 Minggu.

Lantas apa sih kaitannya BI 7-day rate ini terhadap saham sektor perbankan?? Dimana BI ini merupakan banknya bank di Indonesia. Karena efek BI rate ini biasa ‘dimainkan’ untuk mengatur inflasi, jika inflasi tinggi, artinya peredaran uang di masyarakat terlalu banyak dan untuk mengurangi peredaran uang ini, BI akan menaikkan BI 7-day rate nya. Dengan naiknya BI 7-day rate, maka bank akan lebih suka menaruh uangnya di bank Indonesia dalam bentuk SBI, ibaratnya ngapain susah-susah nyari untung dengan menyalurkan kredit ke masyarakat, dengan resiko kredit macet yang lebih tinggi, kalau ada yang lebih mudah cari untung dengan beli SBI resikonya lebih rendah pula. Maka efeknya inflasi akan turun dengan sendirinya karena jumlah uang yang beredar berkurang, tetapi efek samping nya pertumbuhan ekonomi akan sedikit melambat.

Jika inflasi sudah terkendali, maka BI 7-day rate ini akan diturunkan kembali agar bank mau menyalurkan kredit ke masyarakat umum, sehingga roda perekonomian akan berputar  dan tumbuh lebih kencang. Jika inflasi terkendali, kurs rupiah menguat dan pertumbuhan ekonomi lebih cepat maka sektor Banking lah yang akan menikmati lebih dulu.

Bacaan Lainnya

Demikia artikel tentang efek BI rate kali ini, semoga bermanfaat…

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *