Cara Kerja Indikator Stochastic Oscillator

Indikator Stochastic oscillator merupakan salah satu indikator yang bisa membantu menemukan momentum yang baik dalam menentukan entry point.

1. Penggunaan Stochastic Oscillator

Indikator stochastic memiliki dua garis, yaitu garis %K dan garis %D. Demi kemudahan untuk membedakannya, biasanya keduanya diberi warna yang berbeda.

Warna yang biasa digunakan adalah warna biru muda untuk %K dan warna merah untuk %D. Selain itu, %D juga biasanya ditampilkan sebagai garis putus-putus.

Bacaan Lainnya

Tentu saja warna-warna itu nantinya bisa Anda ganti sesuai selera, yang penting nanti Anda bisa membedakan mana yang %K dan mana yang %D.

cara-kerja-indikator-stochastic-oscillator

2. Area Overbought dan Oversold

Komponen lain adalah area overbought dan oversold. Pada stochastic, area overbought ini berlokasi di atas level 80, sedangkan area oversold berlokasi di bawah level 20.

Di awal telah dikatakan bahwa, indikator stochastic oscillator bisa membantu Anda menemukan momen entry yang baik. Yang menjadi sinyal adalah crossover (persilangan/perpotongan) antara garis %K dan %D.

Sinyal sell yang baik sering muncul ketika stochastic telah berada di area overbought. Sebaliknya, sinyal buy yang baik seringkali muncul ketika stochastic telah berada di area oversold.

3. Cara Kerja Stochastic

Stochastic biasanya bekerja dengan baik pada saat market berada dalam keadaan sideway. Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati menerjemahkan sinyal buy ataupun sell dari stochastic pada saat market trending.

Kalau begitu, stochastic tak berguna ketika market trending dong?

Tidak sepenuhnya demikian, sebab masih ada cara mempergunakan stochastic meskipun market sedang trending. Ketika market sedang trending, Anda masih bisa menggunakan stochatic sebagai referensi.

Syaratnya, sinyal yang muncul harus searah dengan tren yang sedang berlangsung. Jadi pada saat downtrend, yang dicari adalah sinyal sell. Sebaliknya pada saat uptrend, yang Anda cari adalah sinyal buy. Sederhananya, lakukan buy pada saat uptred dan lakukan sell pada saat downtrend.

4. Menemukan Divergence dengan Stochastic

Selain memberikan informasi overbought dan oversold, stochastic juga bisa dimanfaatkan untuk mencari bullish divergence dan bearish divergence. Caranya mirip dengan mencari pola divergence pada CCI.

Di atas adalah contoh bullish divergence yang diperoleh dengan menggunakan stochastic pada grafik AUD/USD. Bullish divergence akan memperoleh konfirmasi ketika stochastic naik melampaui level 50.

Di atas ini adalah contoh bearish divergence yang terlihat pada grafik AUD/USD dengan menggunakan stochastic. Konfirmasi bearish divergence adalah ketika stochastic turun melewati level 50.
Semoga membantu..

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *