Pengarsipan data yang terdesentralisasi dan transparan dengan memanfaatkan teknologi blockchain dapat berguna diberbagai sektor, diantaranya pemerintahan, keuangan hingga pertanian. Hingga saat ini pengolahan dan pengarsipan data di Indonesia yang tersaji dalam bentuk online masih terbatas dan mayoritas masih tersimpan offline.
HARA, merupakan salah satu start up asal Singapura, yang berupaya untuk membantu penyediaan data berbasis blockchain yang transparan. Nantinya jika data tersebut sudah terkumpul bisa digunakan oleh berbagai pihak diantaranya industri pertanian, mulai dari petani, bank penyedia modal, marketing produk pertanian dan masih banyak lagi. Untuk saat ini sektor yang sedang digeluti HARA untuk pengarsipan data adalah sektor pertanian, tetapi tidak menutup kemungkinan akan berkembang ke sektor yang lain. Karena pada dasarnya seluruh pemangku kepentingan di berbagi sektor memiliki data dan membutuhkan data.
Menghubungkan penyedia dan pengguna data, HARA menggunakan cara sebagai berikut:
HARA membagi stakeholder (pemangku kepentingan) menjadi empat kategori, yaitu:
1. Penyedia data yang memberikan data near-time.
2. Penilai data yang bertugas meninjau dan memverifikasi data
3. Team yang mengolah serta menterjemahkan data mentah menjadi sebuah laporan.
4. Para pembeli data yang membutuhkan data untuk keperluannya masing-masing.
Mitra yang ditargetkan sebagai penyedia data meliputi petani, LSM dan relawan surveyor dilapangan. Sementara untuk menilai dan pengolahan data akan datang dari pihak ketiga seperti institusi akademik, perusahaan penelitian serta individu. Sedangkan untuk pembeli data bisa dari pihak bank, asuransi dan industri-industri yang membutuhkan data untuk menunjang bisnisnya.
Data yang akan dihimpun oleh HARA meliputi lima kategori, yaitu:
1. Data umum terkait identitas dan latarbelakang petani.
2. Data hasil geo-tagging (luas dan lokasi lahan pertanian)
3. Aktivitas pertanian, seperti produk yang ditanam dan kuantitas hasil panen.
4. Data terkait ekologi seperti cuaca dan karakteristik tanah
5. Data mengenai pasar, harga dan transaksi.
Seluruh data tersebut akan tersimpan melalui sistem blockchain agar bisa diakses oleh para penilai data dan pembeli data.
HARA memproyeksikan data yang mereka himpun dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan. Misalnya perusahaan asuransi dapat menyediakan paket tani yang lebih efektif berdasarkan data cuaca dan tanah dilapangan. Penyalur hasil pertanian dapat menyediakan informasi lebih lengkap mengenai rantai produksi mereka kepada pelanggan.
Untuk ilustrasi pengaplikasian metode HARA ini sebagai berikut:
Misalnya ada seorang petani yang ingin bergabung dengan HARA. Langkah pertama pastinya harus menjadi member dari HARA, setelah menjadi member petani tersebut harus mengisi data yang dibutuhkan oleh team HARA untuk data bank mereka, data yang harus diisi oleh petani misalnya luar areal pertanian, jenis yang ditanam, karakteristik lahan yang ditanami dan sebagainya. Setelah melakukan input data melalui aplikasi yang disediakan HARA, petani tersebut akan memperoleh imbalan sejenis voucher atau lainnya yang nantinya bisa digunakan untuk pembelian pupuk atau bibit di tempat-tempat mitra yang telah ditentukan HARA agar hasil panen lebih melimpah. Selain itu petani juga bisa memperoleh modal dari pihak bank dengan bunga yang lebih kompetitif yang selama ini para petani memperoleh modal dari tengkulak dengan bunga yang sangat tinggi. Karena pihak bank dapat mengakses data-data dari petani tersebut yang telah mengisi data melalui aplikasi HARA.
Semoga bermanfaat…
Disclaimer : Artikel ini dibuat untuk mengikuti bounty HARA Indonesia group oleh telegram id