Blockchain adalah

Blockchain adalah

Blockchain adalah – Akhir-akhir ini istilah blockchain banyak dicari oleh sebagian banyak orang, karena semakin booming nya cryptocurrency yang notabene merupakan salah satu produk dari sistem blockchain ini. Sebenarnya jika kita ketik di google untuk mencari pengertian blockchain akan banyak pengertian nya, namun pada kesempatan saat ini saya akan mencoba menjelaskan nya dengan pengertian yang menurut saya sederhana dalam kehidupan sehari-hari.


Sebelum memulai ada baiknya kita lihat dulu sistem yang saat ini sedang terjadi. Misalnya kita membeli belanja online di sebuah market place, setelah kita memilih barang yang kita butuhkan tentunya akan keluar tagihan pembayaran yang harus kita bayar jika kita ingin memiliki barang yang kita butuhkan tersebut. Lalu kita lakukan pembayaran dengan cara transfer mobile atau internet banking. Secara tidak langsung terjadi perpindahan uang dari account bank milik kita kepada account bank milik penjual. Tetapi sebenarnya apakah kita yakin jika sudah terjadi pemindahan uang tersebut, lalu mengapa pihak market place juga percaya jika sudah terjadi pemindahan uang untuk pembayaran? Semua ini terjadi karena ada pihak ketiga yang sama-sama dipercayai oleh pembeli dan penjual jika transaksi pemindahan uang antar account pembeli dan penjual telah terjadi. Lalu siapakah pihak ke tiga ini?? Tentu saja bank tempat account pembeli dan penjual. Semua data mengenai riwayat transaksi tadi tercatat di pembukuan bank.


Lalu apa sih bedanya dengan blockchain ini? Jika kita menggunakan pembayaran belanja online tadi dengan menggunakan sistem blockchain, maka kehadiran pihak ketiga (bank) tidak diperlukan lagi. Sistem blockchain ini memungkinkan kita untuk melakukan pembayaran langsung dari account (wallet) milik kita ke wallet milik penjual. Lantas apa yang menyebabkan kepercayaan antara pembeli dan penjual? Karena tidak ada pihak ketiga, bisa saja terjadi penipuan dari pembeli, misalnya pembeli mengatakan sudah ditransfer padahal belum di transfer. Untuk menghindari hal tersebut, pada sistem blockchain juga terjadi riwayat pencatatan transaksi yang telah dilakukan. 


Hal yang membedakan sistem blockchain dengan sistem konvensional adalah pencatatan pada konvensional semua nya terpusat hanya satu yaitu pada  bank tempat account kita berada. Apa yang akan terjadi jika sistem pencatatan mereka rusak atau di hack? Atau terjadi penyalahgunaan oleh pihak bank? Kita tidak bisa mengetahui nya karena cuma pihak bank yang mempunyai akses ke pembukuan tersebut. Sedangkan pada sistem blockchain, semua pembukuan atau riwayat transaksi tercatat di semua komputer jaringan blockchain yang terhubung dan saling memverifikasi satu sama lain. Jadi misalnya ada satu komputer/ catatan yang rusak atau di hack, kita masih memiliki back up data di komputer yang lain. Atapun jika terjadi perbedaan di salah satu catatan bisa di croschek dengan catatan yang lain. Intinya sih kemungkinan nya sangat kecil terjadi hack/kerusakan pada banyak komputer diwaktu yanga sama jika dibandingkan dengan terjadinya kerusakan pada satu komputer. Karena yang perlu diingat di sistem blockchain semua komputer memverifikasi satu sama lain.


Selanjutnya mari kita analogikan sederhana sistem blockchain ini dikehidupan sehari-hari:
Misalnya di lingkungan rumah kita ada Pak RT yang biasanya mengumpulkan uang bulanan untuk keamanan dan kebersihan. Untuk pengumpulan ini biasanya ada satu orang sukarelawan untuk mengumpulkannya, untuk contoh saat ini mari kita gunakan sistem blockchain untuk pengumpulan nya. Langkah pertama yang dilakukan pak RT adalah menanyakan dulu ke warganya siapa yang mau/bersedia menggunakan sistem blockchain untuk pembayaran uang bulanan. Misalnya ada 20 orang yang bersedia menggunakan blockchain dan menjadi akuntan untuk mencatat transaksi. Maka ke-20 orang ini akan melakukan pencatatan transaksi uang bulanan dan catatan mereka identik dan terverifikasi satu sama lain. Karena ada 20 orang akuntan maka kemungkinan hilang semuanya sangat kecil jika dibandingkan  hanya ada satu akuntan. Jika salah satu orang akan memanipulasi akan susah karena selalu diawasi oleh 19 orang yang lainnya.


Katakanlah semua warga RT ini penyukai gorengan dan gorengan ini disetujui sebagai mata uang (currency), maka semua akuntan yang bekerja ini berusaha dan bersaing untuk mendapatkan gorengan sebagai imbalan mereka. Di dunia cryptocurrency atau blockchain, 20 orang akuntan ini biasa disebut minner karena mereka bekerja untuk mengumpulkan gorengan tadi. Tetapi karena semua warga RT ini penyuka gorengan, selain para akuntan ini, warga lainnya juga memperjualbelikan gorengan tersebut karena memiliki nilai (ada suplay dan demand nya). Karena semua warga RT sepakat untuk menggunakan gorengan sebagai alat tukar, jika ada warga baru maka permintaan gorengan akan bertambah dan harganya pun pasti akan lebih tinggi karena permintaan bertambah tetapi suplainya tetap. Didalam dunia cryptocurrency/ blockchain gorengan diibaratkan sebagai bitcoin, Etherum dll.

Demikian analogi sederhana dunia blockchain dan cryptocurrency yang saya ambil dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat..

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *